Jumat, 29 Juli 2011

wuaw.... wuaw,...
pengeboran minyak di lakukan oleh perusahaan caltex di desa ku,....
bakaln tambah panas z ne desa,.....
huu .. huu....
bentar gy aku wisuda,..
DApat juga gelar Amd, Selaama 3 tahun.. mau lanjut S1 klau ada rezky,..... bIar Amd berubah menjadi ST,..
pEning juga menjalani kerja dan kuliah,....
da 1 minggu absen ngantor ,. karena urusan kuliah,.... malu ama rekan2 kantor,.. tapi gman lagy,...
o ia,.. kmren aku baru selesai sidang skrifsi,. tapi aku ngerasa seperty menghadapi orang2 biasa z,. bukan penguji,.. padahal yg dihadapi dosen lo....
rasa dag,dig,dug tak ada,.. yg aku rasakan saat itu hanya sakit perut,.. karena maag aku kambuh,...
abis tu ,. makanan untuk dosennya cuma roti slai onlay ama permen kiss,.. dana nya menghabiskan 100 ribu,... dikemanakan ea uank sisa nya,.. jadi pertanyaan besar ni.....
o ia buat nurhakikat makasi bnget ea mau bantu aku dari awal hingga akhir ujian,....
tQ,....
dan besok nya aku revisi,.. nunggu nya berjam2.. eh ternyata ditolak ama dosen nya,.. sungguh menyebalkan bukan,.... apa lagi hari selasa pengumuman nilai nya keluar,.. sedangkan laporan blum disuruh dijilid,.....
gagagagagag.................................
ehmzzz ne hari sabtu aku malez bnget mau ngapa2,.. yg kulihat hanya labtop ,. maen fb,.. blog,..
trus diruangan tamu bnyak anak2 maen PS ,.. da ngerental ampex 4 jam pula tooo....
o ia da dulu ea,..

मेट मेंयाम्बुत बुलन रामधन या,...


कपड़ा सेमुआ न्य मंजा,॥ मेमोहोम माफ़ या सेबेलुम दतंग न्यअ बुलन रामधन...
मेट मेंजलांकन पुँसा ज,......................

ANALISA KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN TAMBAHAN ABU SEKAM PADI

TUGAS AKHIR
ANILISA KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN TAMBAHAN ABU SEKAM PADI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma III Universitas Pasir Pengaraian








OLEH :
BRAHMANJA
NIM : 0811028

PROGRAM STUDI D-3 KONSTRUKSI SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
KABUPATEN ROKAN HULU
2011
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “ANALISA KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN TAMBAHAN ABU SEKAM PADI” serta shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad S.A.W yang telah memberi petunjuk kepada kita tentang yang haq dan bathil serta semoga kita mendapatkan syafaatnya diakhirat kelak.
Sudah menjadi kewajiban bagi kita setiap mahasiswa/I yang akan menyelesaikan kuliahnya untuk membuat Tugas Akhir. Dalam hal ini penulis juga terkait di dalamnya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran-saran yang bersifat edukatif dan konstruktif untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini, agar nantinya berguna bagi penulis sendiri dan juga bagi kita semua yang memerlukan.


Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
1. Dr.Ir.H.Syafruddin Nasution, M.Sc selaku Rektor Universitas Pasir Pengaraian.
2. Elfendi, ST. MEng, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian.
3. Arie Syaruddin Sibarani,ST selaku Ketua Program Studi Konstruksi Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian
4. Bambang Edison SPd, MT sebagai Dosen Pembimbing I dalam penulisan Tugas Akhir ini.
5. Alfi Rahmi, ST. Meng sebagai Dosen Pembimbing II dalam penulisan Tugas Akhir ini.
6. Beni Irawan A.md sebagai asisten labor, yang selalu membantu dalam praktek dan Penulisan Tugas Akhir ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Pasir Pengaraian.
8. Untuk kedua orang tua manja yang tercinta, yang selalu memberikan dukungan dan nasehat serta do’a kepada Penulis dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.
9. Kakak, Abang dan Adik serta seluruh keluarga yang turut membantu dan memberi dukungan baik moril dan materil dari mulai awal sampai akhir penulisan Tugas Akhir ini.
10. Teman-teman yang turut membantu dan memotifasi dalam penulisan Tugas Akhir ini,umum nya buat anak konstruksi sipil D-III Khususnya buat Arbaya (Putri arbay), Evi kurniawan (Qurnia Rolla), Nurhakikat (Hakiky Valdez), Fitri Khoironi (Fitri Maniez), Dedi syaputra (Syaputra Begini Adanya), Ari akbar (Ari Akbar) , Rumiati (Rumi Chayank), Fauzul Akbar (Ojob), Roni Olswanda (Roni Olswanda), Candra Rova (Ernita Candra), Siti Aysah (Icha Milik Yasin). Dan Seluruh rekan-rekan mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian.
Mudah-mudahan Allah S.W.T selalu melindungi dan memberikan kesehatan kepada kita semua.Amin…..
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Pasir Pengaraian, Juli 2011
Hormat saya

BRAHMANJA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulis
Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari medium campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Karena beton merupakan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari kualitas masing-masing material pembentuk. (Tjokrodimulyo, 1992). Komposisi beton terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar, air dan rongga udara. Rongga udara mempunyai pengaruh terhadap kuat tekan beton. Makin besar volume rongga udara yang terdapat dalam beton maka kuat tekan beton akan semangkin menurun dan sebaliknya. Dalam proses pembuatan beton dibentuk dari semen dan air yang menghasilkan pasta semen yang digunakan untuk mengikat agregat kasar dan agregat halus. Campuran bahan-bahan pembentukan beton ditetapkan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan beton segar yang mudah dikerjakan dan memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis. Hingga decade terakhir ini, beton telah menjadi salah satu bahan pilihan yang paling utama untuk digunakan dalaam konstruksi bangunan.
Beton ringan didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan agregat kasar yaitu pasir, batu kerikil (batu apung) atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu, guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Agregat halus dan kasar disebut sebagai bahan susun kasar campuran merupakan komponen utama beton . Nilai kekuatan serta daya tahan (durability) beton merupakan fungsi dari banyak faktor, diantaranya ialah nilai perbandingan campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperature, dan kondisi perawatan pengerasannya. Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9% - 15% saja dari kuat tekannya (Dipohusodo, Istimawan 1994). Menurut SNI.T-08-1991-03 Kuat tekan beton minimal adalah 17,5 MPa.
Dari sinilah datang pemikiran untuk menggunakan bahan campuran beton ringan. Penulis mengambil bahan campuran yaitu abu sekam padi. Sekam padi adalah bagian terluar dari butiran padi, yang merupakan hasil sampingan saat proses penggiling padi dilakukan. Hingga saat ini padi masih merupakan produk utama pertanian di Negara agraris, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa beras yang meruhpakan bahan pokok. Sekam padi merupakan salah satu produk samping dari proses penggilingan padi, selama ini hanya menjadi limbah yang belum dimanfaatkan secar optimal.
Pembakaran sekam padi memiliki unsur yang bermanfaat untuk peningkatan kekuatan beton, mempunyai sifat pozzolan dan mengandung slika yang sangat menonjol, bila unsur ini dicampur dengan semen akan menghasilkan kekuatan beton yang tinggi.
Dari pembakaran sekam padi menghasilkan abu sekam padi, abu sekam padi merupakan salah satu bahan yang potensial digunakan di Indonesia karena produksi yang tinggi dan penyebaran yang luas. Abu sekam padi yang dihasilkan dari sisa pembakaran mempunyai sifat pozzolan yang tinggi karena mengandung slika.
1.2 Tujuan Penulisan
Tugas akhir merupakan suatu karya ilmiah dalam rekayasa yang dijadikan sebagai bukti kemampuan mahasiswa terhadap paket–paket pendidikan yang telah dijalani selama dibangku kuliah , serta mampu memberikan pengetahuan dan wawasan tentang analisa dilapangan atau didunia kerja yang akan ditemui oleh lulusan-lulusan D-III Universitas Pasir Pengaraian, khususnya program studi Konstruksi Sipil.
Dalam penyusunan TA ini penulis dapat disimpulkan bahwa ada 2 (dua) tujuan yaitu :
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan Tugas Akhir ini diantaranya adalah sebagai berikut :
• Merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya (D-III) di Universitas Pasir Pengaraian.
• Untuk memperdalam ilmu tentang analisa kuat tekan beton
• Merupakan sarana pembinaan kemampuan mahasiswa secara optimal dalam pembahasan serta mengemukakan ide-ide yang disampaikan dalam bentuk tulisan ilmiah
• Merupakan wujud nyata pengaplikasian ilmu pendidikan yang diperoleh selama mengikuti proses perkuliahan dan praktek langsung dilapangan
• Merupakan media evaluasi terhadap keberhasilan penerimaan dan penerepan ilmu selama mengikuti proses perkuliahan di Universitas Pasir Pengaraian jurusan Konstruksi Sipil
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan Tugas Akhir ini diantaranya adalah sebagai berikut :
• Mengevaluasi penggunaan abu sekam padi dalam campuran beton ringan.
• Mengalisa kinerja beton ringan dengan bahan campuran abu sekam padi menggunakan bahan pengganti abu sekam padi.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu, paduan dan kemampuan yang dimiliki penulis dalam penyusunan tugas akhir ini, maka penulis mengambil judul Tugas Akhir ini adalah “ANALISA KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN TAMBAHAN ABU SEKAM PADI”
Untuk lebih spesifik lagi, didalam Tugas Akhir ini penulis meneliti batasan penulisan sebagai berikut :
• Penelitian Tugas Akhir ini melalui uji laboratorium Universitas Pasir Pengaraian
• Pengujian gradasi agregat halus dan agregat kasar
• Variasi penambahan abu sekam padi sebanyak 10% dan 12% diambil dari berat kerikil
• Pengujian kuat tekan beton pada umur 7 hari untuk seluruh benda uji baik yang beton normal maupun beton campuran abu sekam padi

1.4. Metode dan Pengumpulan Data
• Pengujian dilaboratorium
Semua bahan-bahan di uji dilaboratorium di Universitas Pasir Pengaraian guna menentukan kelayakan bahan-bahan yang akan digunakan. Baik pengujian agregat kasar , agregat halus, bahan campuran maupun air yang digunakan.
• Menggunakan metode literature (buku panduan)
Dimana dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan panduan buku-buku catatan selama kuliah dan buku pedoman dalam pembuatan beton gunanya untuk lebih memahami dalam pembuatan tugas akhir ini.

1.5. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulisanya sesuai dengan penulisan sebuah karya tulis. Untuk mempermudah dalam penulisan tugas akhir ini sistematika dalam penulisan ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penulisan
1.2.Tujuan Penulisan
1.3.Batasan Masalah
1.4.Metode Perencanaan dan Pengumpulan Data
1.5.Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.Beton
2.2.Agregat
2.3.Sekam Padi
2.4Abu Sekam Padi
2.5.Semen
2.6.Air
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
3.1.Pemeriksaan gradasi
3.2.Perencanaan campuran beton
3.3.Pembuatan benda uji
3.4.Pengujian nilai slump
3.5.Perawatan (curing )
3.6.Pengujian berat jenis beton
3.7.Pengujian kuat tekan beton
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1.Hasil Penelitian
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan
5.2.Saran

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Beton
Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa bahan utamanya terdiri dari medium campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Kerena beton merupakan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari kualitas masing -masing material pembentuk.
Agar dihasilkan kuat desak beton yang sesuai dengan rencana diperlukan mix design untuk menentukan jumlah masing-masing bahan susun yang dibutuhkan. Disamping itu, adukan beton harus diusahakan dalam kondisi yang benar-benar homogen dengan kelecekan tertentu agar tidak terjadi segregasi. Selain perbandingan bahan susunnya, kekuatan beton ditentukan oleh padat tidaknya campuran bahan penyusun beton tersebut. Semangkin kecil rongga yang dihasilkan dalam campuran beton, maka semangkin tinggi kuat tekan beton yang dihasilkan. Syarat yang terpenting dari pembuatan beton adalah :
1. Beton segar harus dapat dikerjakan atau dituang.
2. Beton yang dikerjakan harus cukup kuat untuk menahan beban dari yang telah direncanakan.
3. Beton tersebut harus dapat dibuat secara ekonomis.

Semen dan air dalam adukan beton yang disatukan disebut pasta semen. Adapun pasta semen ini selain berfungsi untuk mengisi pori-pori antara butiran agregat halus dan agregat kasar juga mempunyai fungsi sebagai pengikat sehingga terbentuk suatu massa yang kompak dan kuat. Ruang yang tidak ditempati oleh butiran semen, merupakan rongga yang berisi udara dan air yang saling berhubungan yang disebut kapiler. Kapiler yang terbentuk akan tetap tinggal ketika beton sudah mengeras, sehingga beton akan mempunyai sifat tembus air yang besar, akibatnya kekuatan beton berkurang.
Dimana beton memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain :
1. Kelebihan
a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
b. Mampu memikul beban yang berat.
c. Tahan terhadap temperature tinggi.
d. Biaya pemeliharaan yang kecil.
2. Kekurangan
a. Bentuk yang dibuat sulit untuk diubah.
b. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
c. Berat.
d. Daya pantul suara yang besar (Mulyono.T,2004)


2.2. Agregat
Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi. Komposisi agregat tersebut berkisar antara 60%-70% dari berat campuran beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi komposisinya yang cukup besar, agregat inipun menjadi penting.
Sifat yang paling penting dari suatu agregat (batu-batuan, kerikil, pasir dan lain-lain) ialah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan, yang dapat mempengaruhi ikatanya dengan pasta semen, porositas dan karateristik penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan terhadap proses pembekuan dan agresi kimia serta ketahanan terhadap penyusutan (Brook K.M, Murdock L.J, 1991).
2.2.1. Jenis – jenis agregat
Berdasarkan ukuran butiran nominal yang di syaratkan oleh SNI T-15-1991-03 agregat dapat dibagi 2 yaitu :
1. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang semua butirannya tertinggal diatas ayakan 4,8 mm (ASTM C33,1982). Agregat kasar yang baik dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai campuran dalam pembuatan beton .Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar butiran lebih dari 5 mm.
a. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar menggandung butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya.
b. Agregat kasar tidak boleh menggandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. apa bila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat kasar harus dicuci.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali.
d. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan benjana.
e. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya.
2. Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat semua butirannya menembus ayakan berlubang 4,8 mm (ASTM C33,1982). Agregat halus yang baik dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai campuran dalam pembuatan beton harus mempunyai sifat-sifat yaitu :
a. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.
b. Agregat halus haarus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
c. Agregat halus tidak boleh menggandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang artinya bagian bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. apa bila kadar lumpur melampaui 5% maka agregat halus harus dicuci.
d. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik.
e. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksa bahan-bahan.
2.3 Bahan campuran beton (Abu Sekam Padi)
Bahan campuran adalah baahan selain unsur pokok beton (air, semen, agregat) yang ditambahkan pada adukan beton. Tujuannya adalah untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras. Bahan campuran seharusnya hanya berguna kalau sudah ada evaluasi yang teliti tentang pengaruhnya pada beton, khususnya dalam kondisi dimana beton diharapkan akan digunakan. Bahan tambahaan ini biasanya diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit, dan pengawasan yang ketat harus diberikan agar tidak berlebihan yang justru akan dapat memperburuk sifat beton. Sifat-sifat beton yang diperbaiki itu antara lain kecepatan hidrasi (waktu pengikatan). Kemudahan pengerjaan, dan kekedapan terhadap air. Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah abu sekam padi , dasar penulis memilih abu sekam padi mudah dicari atau lebih sering dikategorikan sebagai sampah. Luas pertanaman padi di Indonesia diperkirakan mencapai 11 – 12 juta Ha, yang tersebar diberbagai tipologi lahan seperti sawah (5 – 10 juta Ha), lahan tadah hujan (2 –¬¬¬¬ 10 juta Ha), lading (1 – 20 juta Ha) dan lahan pasang surut. Lebih dari 90% produksi beras nasional dihasilkan dari lahan sawah. Kebutuhan beras secara nasional terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2000 sekitar 51.20 juta ton, sedangkan kebutuhan padi pada tahun 2025 diperkirakan sebesar 70 juta. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan luas pertanaman dan intensitas tanam seperti saat ini, dengan produktivitas sebesar 6 ton/Ha, atau 1,60 ton/Ha lebih tinggi dari produktivitas tahun 2000 sebesar 4,40 ton/Ha. Dengan begitu kita tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk memperoleh bahan dan kita juga memanfaatkan sampah menjadi bahan yang lebih berguna selain menjadi sampah, dan tentu saja dengan tidak mengurangi kuat tekan yang diijinkan sebagai bahan bangunan.
2.3.1.Sekam Padi
Sekam padi merupakan lapisan keras yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilangan padi, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, dan energi atau bahan bakar, limbah padi.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekitar 20-30% , dedak antara 8-12%, dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan (Sumber : Bahan Penelitian Dan Pengembangan Pertranian . 1994).
Sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan diantaranya :
a. Sebagai bahan baku pada industri kimia yang dapat digunakan sebagai bahan campuran atau tambahan.
b. Sebagai bahan baku pada industri bangunan, terutama kandungan slika, yang dapat digunakan untuk campuran pembuatan semen Portland, dan campuran pada bata merah.
c. Sebagai sumber energi panas pada berbagai keperluan manusia, kadar selolosa yang cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata.









Tabel 2.3.1. Komposisi Kimiawi Sekam Padi
Komponen kandungan
(%) Persentase
Menurut Suharno (1979)
Kadar air
Protein kasar
Lemak
Serat kasar
Silica
Abu
Karbonhidrat kasar
b.Menurut DTC IPB
Karbon ( zat arang )
Hidrogen
Oksigen
9,02
3,03
1,18
35,68
16,98
17,71
-

1,33
1,54
33,64
Sumber : (Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 1994)
2.3.2. Abu Sekam Padi
Abu sekam padi merupakan hasil dari sisa pembakaran sekam padi, selama proses perubahan sekam padi menjadi abu, pembakaran menghilangkan zat-zat organik dan meninggalkan sisa yang kaya akan slika. Perlakuan panas pada sekam menghasilkan perubahan struktur yang berpengaruh pada dua hal. Yaitu tingkat aktivitas pozzolan dan kehalusan butiran abunya. Abu sekam padi mempunyai kandungan slika hingga 94%. Komposisi slika yang cukup besar pada abu sekam padi, membuat abu sekam padi menjadi bersifat pozzolan yang bila dicampur dengan semen menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai bahan bangunan dengan memanfaatkan beton ringan campuran abu sekam padi sebagai panel dinding (batako) memberikan hasil bahwa semangkin besarnya penambahan proporsi abu sekam padi pada campuran menjadi bahan bangunan lebih ringan, akan tetapi kekuatan yang didapat lebih rendah. Oleh karena itu, pada penelitian ini mencoba untuk melakukan peningkatan kekuatan dengan campuran semen pasir secara bervariasi (Sumaryanto D, Satyarno I, Tjokrodimulyo K, 2009).
2.4. Semen Portland
Semen (cement) adalah hasil industri dari paduan bahan baku : batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung / tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air./ tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air.
Semen portland merupakan bubuk halus yang diperoleh dengan menggiling klinker (yang didapat dari pembakaran suatu campuran yang baik dan merata antaraa kapur dan bahan-bahan yang mengandung slika, aluminia, dan oxid besi), dengan batu gips sebagai bahan tambahan dalam jumlah yang cukup. Bubuk halus ini bila dicampur dengan air, selang beberapa waktu dapat menjadi kertas dan digunakan sebagai bahan ikat hidrolis. (Kardiyono, 1989).
Semen jika dicampur dengan air akan membentuk adukan yang disebut pasta semen, jika dicampur dengan agregat halus (pasir) dan air, maka akan terbentuk adukan yang disebut mortar, jika ditambah lagi dengan agregat kasar (kerikil) akan terbentuk adukan yang biasa disebut beton. Dalam campuran beton, semen bersama air sebagai kelompok aktif sedangkan pasir dan kerikil sebagai kelompok pasif adalah kelompok yang berfungsi sebagai pengisi. (Tjokrodimulyo, 1995).
Semen portland diproduksi untuk pertama kalinya pada tahun 1824 oleh Joseph Aspdin, dengan memenaskan suatu campuran tanah liat yang di haluskan dengan batu kapur atau kapur tulis dalam suatu dapur sehingga mencapai suatu suhu yang cukup tinggi untuk menghilangkan gas asam karbon.
Ada dua macam jenis semen
1. Semen non hidrolik, tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air akan tetapi dapat mengikat dan mengeras di udara (kapur).
2. Semen Hidrolik, mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras di dalam air (Semen Portland, Semen terak. Shiroku saito, 1985)
2.4.1. Hidrasi dari semen
Semen yang digunakan untuk pembuatan beton dalam penelitian ini adalah semen Portland tipe I yang merupakan campuran silikat kalsium, aluminium, kalsium dan dapat berhidrasi bila diberi air (semen tidak mengeras karena pengeringan tetapi oleh karena reaksi kimia yang melepaskan panas).
2.4.2 Jenis – jenis Semen Portland
Semen Portland diindonesia (SII 0013-81) dapat dibagi atas 5 tipe yaitu :
1. Tipe I
Semen Portland yang dalam penggunaannya tidak memerlukan persyaratan khusus seperti jenis-jenis lainya.
2. Tipe II
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
3. Tipe III
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan awal yang tinggi dalam fase permulaan setelah pengikatan terjadi.
4. Tipe IV
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi yang rendah.
5. Tipe V
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan yang tinggi terhadap sulfat.
2.5. Air
Air yang digunakan dalam proses pembuatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, zat organik atau bahan-bahan lain yang bersifat merusak beton. Air yang sebaiknya dipakai air tawar bersih yang bias diminum. Selain itu proporsi air yang digunakan akan mempengaruhi kekuatan beton dan proses pengerjaannya.
Peraturan penggunaan air dalam pembuatan beton terdapat dalam SNI-03-2847-2002 dalam pasal 5.4 ayat 1 s/d 3 mensyaratkan sebagai berikut :
1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak, mengandung oli, asam alkali, garam, dan bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton.
2. Air pencampuran yang digunakan pada beton prategang atau beton yang didalamnya tertanam logam alumunium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan. ( pasal 6.4(1) SNI-03-2847-2002)
3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan, kecuali ketentuan berikut terpenuhi :
o Pemilihan proporsi campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.
o Hasil pengujian pada umur 7 hari dan 28 hari harus pada uji kubus , uji mortar yang dibuat dari adukan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dari air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur yang dibuat dan diuji dengan “metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis”
2.6. Perawatan Beton (curing)
Perawatan dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakaan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan tidak hanya dimaksud untuk mendapatkan kekuatan tekan beton yang tinggi tetapi juga dimaksud untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur.
Perawatan beton ada 2 cara yaitu dengan cara penguapan dan pembasahan.
A. Perawatan beton dengan cara pembasahan yaitu :
1. Menaruh beton dalam ruangan lembab
2. Menaruh beton dalam genangan air
3. Menaruh beton dalam air
4. Menyelimuti permukaan beton dengan kain basah
5. Menyelimuti beton dengan karung basah
6. Menyirami permukaan beton secara kontiniu.

2.7. Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar kuat tekan sesuai umur beton rencana yaitu 7 hari.
Langkah-langkah dalam pengujian kuat tekan beton :
a. Menimbang berat uji sebelum pengujian dilakukan.
b. Meletakan benda uji pada Universal Testing Machine
c. Setelah benda uji diletakan pada posisinya maka Universal Testing Machine dihidupkan dan benda uji akan mengalami penambahan beban sehingga dapat dibaca besarnya kekuatan tekan yang ditunjuk dengan manometer.
d. Pada saat beban mencapai maksimum, benda uji akan retak bahkan dapat pula pecah dan jarum manometer akan berhenti pada titik maksimum, maka diperoleh beban maksimum yang mampu ditahan oleh benda uji.

BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu sama lain dan membandingkan hasilnya. Pengujian yang dilakukan dalam penelitiaan ini adalah pengujian pada benda uji kubus beton untuk menentukan kuat tekan beton dan kualitas mutu beton.
Metode penelitian pada Tugas Akhir ini berisikan prosedur penyediaan bahan yang digunakan dalam penelitian, yaitu : agregat halus, agregat kasar, semen, air dan bahan tambahan berupa abu sekam padi. Selain itu disertai pembuatan benda uji dan proses pengujian.
Pada penelitian ini, benda uji yang dibutuhkan sebanyak 6 (enam) buah, yaitu 2 (dua) buah beton normal (tanpa campuran) dan 2 (dua) buah beton campuran abu sekam padi sebanyak 10%, dan 2 (dua) buah campuran abu sekam padi sebanyak 12%. Untuk pengujian yang dilakukan menggunakan standart SK SNI dan Petunjuk Pratikum Asitensi Teknik Laboratorium pengujian beton. Adapun langkah-langkah metode yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.1. Bahan
Bahan penelitian yang diganakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Air
Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air di laboratorium Teknik Sipil, Universitas Pasir Pengaraian.
2. Semen
Semen yang digunakan dalam penelitian ini yang digunakan adalah Semen Portland.
3. Agregat
Agregat yang digunakan dalam penelitian ini adalah agregat kasar dan agregat halus. Agregat ini diambil dari sungai batang lubuh.
4. Abu Sekam Padi
Abu sekam padi yang digunakan dalam penelitian ini dari hasil pembakaran gabah padi desa sungai sitolang, kecamatan rambah hilir, kabupaten rokan hulu.
3.2. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ayakan
Ayakan yang digunakan dalam menentukan gradasi agregat menggunakan lubang ayakan 25 mm, 19,5 mm, 9,5 mm, 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,60 mm, 0,30 mm dan 0,15 mm.
2. Timbangan
Timbangan digunakan degan merek Radjin untuk menimbang bahan-bahan benda uji
3. Oven
Oven digunakan untuk mengeringkan agregat pada pengujian kadar air dan berat jenis.
4. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur banyaknya air yang digunakan pada pembuatan beton.
5. Kerucut Abrams
Digunakan untuk mengukur kelecekkan adukan beton (nilai slump).
6. Cetakan Beton
Cetakan beton yang digunakan adalah cetakan yang berbentuk kubus dengan ukuran 15cm x 15cm x 15cm.
7. Penggaris siku-siku
Digunakan untuk mengukur penurunan saat pengujian slump.
8. Batang Baja
Batang baja digunakan untuk memadatkan adukan beton.
9. Mesin Uji Tekan
Mesin uji tekan digunakan untuk menguji kuat tekan benda uji beton.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Diagram Penelitian
Diagram ini digunakan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian agar mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, dimana alur-alurnya yang tercantum dalam diagram dibawah ini














3.3.2. Langkah- langkah penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dijelaskan dibawah ini :
1. Star
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data-data awal yang diperlukan yang berhubungan dengan penelitian.
2. Kajian Pustaka
Landasan teori penelitian ini menggunakan literatur-literatur yang menyangkut dengan beton dan bahan campuran beton.
3. Persiapan bahan & alat
Tahap awal analisa ini yaitu pengambilan sampel agregat agregat kasar alami (kerikil) dan agregat halus (pasir) diambil dari sungai batang lubuh, dan bahan campuran abu sekam padi di ambil dari penggilingan padi desa sungai sitolang, kecamatan rambah hilir, kabupaten rokan hulu. Serta mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pengujian ini.
4. Pengujian dan penelitian agregat.
Dalam hal ini agregat yang sudah diambil kemudian dilakukan pengujian-pengujian dan penelitian agregat meliputi :
a. Pemeriksaan gradasi agregat halus (pasir).
b. Pemeriksaan gradasi agregat kasar (kerikil).
c. Pemeriksaan bahan campuran abu sekam padi
d. Persentase berat campuran
e. Perencanaan adukan beton
f. Pengujian Slump
g. Pengujian Benda uji beton
5. Perencanaan campuran
Setelah semua agregat yang diperiksa memenuhi syarat-syarat proses selanjutnya adalah perencanaan campuran (mix design). Metode yang dipakai dalam hal ini adalah metode SNI.
6. Pembuatan benda uji
Setelah mendapatkan hitungan perencanaan campuran (mix design), agregat-agregat yang ada langsung di adakan pencampuran yang meliputi campuran semen, pasir, kerikil, abu sekam padi dan air.
7. Perawatan
Setelah benda uji selesai dibuat kemudian dirawat dengan cara merendam benda uji ke dalam air.
8. Pengujian Kuat Tekan Beton
Setelah beton selesai dicampur dan dicetak, beton yang telah mencapai umur yang telah ditetapkan yaitu 7 hari langsung di uji kuat tekan betonnya untuk masing-masing sebanyak dua buah beton normal, campuran abu sekam padi 10% dan 12%.
9. Hasil Dan Pembahasan
Dicoba ditarik kesimpulan dan dibahas sesuai dengan ketentuannya.

10. Kesimpulan
Setelah mendapatkan hasil kemudian ditarik kesimpulannya.
11. Finish
Barulah selesai penelitian ini.
3.3.3. Pemeriksaan Agregat
3.3.3.1 . Pemeriksaan Garadasi Agregat halus (pasir)
Pemeriksaan garadasi pasir bertujuan untuk mengetahui modulus halus butir-butir agregat pasir. Langkah-langkah gradasi pasir sebagai berikut :
Pemeriksaan Gradasi Agregat
a. Menyediakan pasir sebanyak masing-masing 2500 gr, kemudian di keringkan dengan dipanaskan kedalam oven selama 1 (satu) jam dengan suhu 1050C.
b. Menyiapkan saringan sesuai dengan ukuran lubang. Diameter saringan yang digunakan terdiri dari : 9,50 mm, 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,60 mm, 0,30 mm, 0,15 mm.
c. Menimbang pasir yang telah dikeringkan didalam oven, lalu dimasukkan kedalam ayakan.
d. Menggetarkan ayakan selama 15 (lima belas) menit, kemudian menimbang batu pasir yang tertahan ditiap-tiap ayakan.
e. Mencatat nilai hasil penimbangan ayakan itu.


3.3.3.2 Pemeriksaan Gradasi Agregat Kasar (kerikil)
Langkah-langkah pemeriksaan gradasi agregat/kerikil adalah sebagai berikut :
1.Pemeriksaan agregat kasar (kerikil)
Dalam pemeriksaan agregat, hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan kerikil sebanyak masing-masing 2500 gr, kemudian di keringkan dengan dipanaskan kedalam oven selama 1 (satu) jam dengan suhu 1050C.
b. Menyiapkan saringan sesuai dengan ukuran lubang. Diameter saringan yang digunakan terdiri dari : 25 mm,
c. 19,5 mm, 9,5 mm, 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,60 mm, 0,30 mm dan 0,15 mm.
d. Menimbang kerikil yang telah dikeringkan didalam oven, lalu dimasukkan kedalam ayakan.
e. Menggetarkan ayakan selama 15 (lima belas) menit, kemudian menimbang batu kerikil yang tertahan ditiap-tiap ayakan.
f. Mencatat nilai hasil penimbangan ayakan itu.
3.3.4. Pemeriksaan gradasi agregat bahan campuran (abu sekam padi)
Menurut sahureka (1997), menggunakan abu sekam padi yang dibakar pada suhu 600° C dengan variasi jumlah (5%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%) dari berat semen terhadap kuat tekan dan ketahan asam pada beton. Kuat tekan maksium diperoleh pada penambahan abu sekam padi sebesar 15% dari berat semen. Menurut Priyosulistio, dkk (1999) penambahan abu sekam padi sebesar 15% berat semen memberikan peningkatan kuat tekan beton 20%.Akan tetapi dalam penelitian ini abu sekam padi yang digunakan hanya 10% dan 12% diambil dari berat kerikil.

3.4. Pengadukan Beton dan Pembuatan Benda Uji
Hal-hal yang dilakukan pada pengadukan beton dan pembuatan benda uji ini antara lain :
1. Pemeriksaan bahan-bahan beton.
Pada langkah ini hal yang dilakukan adalah :
a. Membuat agregat yang digunakan dalam keadaan kering dengan cara di jemur.
b. Menimbang bahan beton, yaitu semen, agregat, pasir, air dan abu sekam padi sesuai dengan berat yang telah ditetapkan dalam perencanaan campuran adukan beton.
c. Mempersiapkan cetakan beton dan peralatan lain yang diperlukan.
2. Pengadukan campuran beton
Pada langkah ini hal yang dilakukan adalah :
a. Sediakan agregat, semen, air dan abu sekam padi sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan untuk 2 (dua) buah kubus. Kemudian bahan itu dimasukkan kedalam tempat pengadukan, tunggu sebentar sampai air meresap semuanya dan diaduk dengan dikasih air sedikit demi sedikit sampai adukan itu rata.
b. Pengadukan dilakukan berlahan-lahan sampai adukan benar-benar matang.
3. Pembuatan benda uji
Pada langkah ini hal yang dilakukan adalah :
a. Adukan beton dituangkan kedalam uji slump dan dilakukan pengujian slump.
b. Setelah pengujian slump selesai, adukan beton dimasukkan kedalam cetakan kubus yang telah disiapkan. Pengisian adukan beton dilakukan 3 (tiga) tahap dengan masing-masing lapisan setebal 1/3 dari tinggi cetakan. Untuk tiap-tiap lapisan dipadatkan dengan cara ditusuk-tusuk sebanyak 25 (dua puluh lima) kali menggunakan tongkat baja berdiameter 16 mm dan panjang 60 cm. Setelah pemadatan sampai 3 (tiga) tahap itu selesai, selanjutnya permukaan diratakan dengn catok untuk mendapatkan permukaan beton yang rata.
c. Kemudian beton didiamkan selama 24 (dua puluh empat) jam untuk proses pengerasan, setelah itu beton dikeluarkan dari cetakan dan beton disimpan untuk masa perawatan.

3.5. Pengujian Nilai Slump
Pengujian nilai slump ini untuk mengetahui kekentalan (konsistensi) dari pasta beton yang telah dibuat dengan menggunakan kerucut Albram’s berbentuk terpancung dengan diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm dan tinggi 30 cm.
Langkah-langkah dalam pengujian nilai slump adalah sebagai berikut :
a. Kerucut Albram’s harus dalam keadaan bersih dan diletakkan diatas bak, dipegang dengan kuat agar selama proses pemadatan kerucut tidak berpindah kedudukannya.
b. Kemudian kerucut diisi dengan adukan beton sebanyak 3 (tiga) tahap lapisan dengan tiap-tiap lapisan 1/3 volume kerucut dan tiap-tiap lapisan itu dipadatkan secara merata dengan tongkat baja berdiameter 16 mm dan panjang 60 cm. Permukaannya diratakan dengan batang baja.
c. Setelah pemadatan selesai, tunggu selama kurang lebih 60 (enam puluh) detik.
d. Cetakan diangkat perlahan-lahan ke atas. Penurunan adukan beton yang terjadi, diukur dengan 2 (dua) penggaris siku hingga diperoleh nilai slump.

3.6. Perawatan
Perawatan beton bertujuan untuk menjaga agar permukaan beton segar selalu dalam keadaan lembab. Perawatan dilakukan dengan merendam beton segar kedalam air. Kondisi lembab ini selalu dijaga supaya proses hidrasi semen (reaksi semen, air dan pasir) dapat berlangsung sempurna sehingga tidak menimbulkan keretakan pada beton.
Perawatan beton dilaksanakan setelah beton keras dan dikeluarkan dari cetakan. Perawatan beton dilakukan dengan cara menjaga kelembabannya, direndam supaya beton tetap lembab karena beton yang baru akan baik bila beton tetap lembab. ini dilakukan selama umur beton yang direncanakan yaitu 7 (tujuh) hari untuk 6 (enam) benda uji.
3.7. Pengujian Berat Jenis Beton
Pengujian berat jenis beton bertujuan untuk mengetahui kepadatan suatu beton. Langkah-langkah dalam pengujian berat jenis beton adalah sebagai berikut :

a. Setelah masa perawatannya, benda uji dipindahkan ketempat yang kering.
b. Pengeringannya dilakukan selama 3 (tiga) hari.
c. Mengukur benda uji agar didapat volumenya.
d. Menimbang benda uji.

3.8. Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan kubus beton bertujuan untuk mengetahui berapa besar kuat tekan beton sesuai umur beton rencana yaitu 7 (tujuh) hari.
Pada pengujian berat jenis beton, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menimbang berat benda uji sebelum pengujian dilakukan.
b. Meletakkan benda uji pada Universal Testing Machine.
c. Menghidupkan Universal Testing Machine dan benda uji akan mengalami penambahan beban sehingga dapat dibaca besarnya kekuatan tekan yang ditunjukkan dengan manometer.
d. Benda uji akan retak pada saat beban mencapai maksimum bahkan dapat pula pecah. Pada saat retak, jarum manometer akan berhenti pada titik maksimum yang mampu ditahan oleh benda uji


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemeriksaan Bahan Susunan Beton
Pemeriksaan terhadap bahan susunan beton diperoleh hasil sebagaai berikut :
1. Air
Menurut SK-SNI-S-04-1989-F air harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual. Setelah dilakukan pengamatan secara visual terhadap air yang akan digunakan, menunjukan sifat-sifat antara lain tidak bewarna, tidak berbau, jernih (tidak mengandung lumpur), dan benda terapung lainnya sehingga air tersebut dianggap memenuhi syarat.
2. Semen
Pemeriksaan secara visual menyimpulkan bahwa semen dalam keadaan baik yaitu berbutir halus, tidak terdapat gumpalan-gumpalan ,sehingga semen dapat digunakan sebagai bahan susunan beton.
3. Agregat kasar (kerikil) sungai batang lunbuh
Dari penilitian dilaboratorium diperoleh hasil seperti yang tercantum dalam table dibawah ini :








Tabel 4.1 . Hasil pengujian agregat kasar sungai Batang Lubuh
Pengujian Hasil Standard yang ditentukan
1.Berat jenis agregat
Kasar Meliputi :
• Berat jenis bulk
• Berat jenis SSD
• Berat jenis semu
• Penyerapan
2.Kandungan lumpur
pada kerikil
3. Berat satuan volume
Kerikil

2,21 gram
2,26 gram
2,32 gram
2,22 gram

0,6 %

12,75 gram

2,16 gram/m³
-
2,25 gram/³
-

Maks 1 %

1,272 gram/cm³

Sumber : (Uji Laboratorium Teknik Sipil 2011 dan SK-SNI-S-04-1989-F)
a. Pengujian berat jenis agregat kasar
Tunjuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan berat jenis Bulk, berat jenis kering muka (SSD), berat jenis semu dan penyerapan dari agregat kasar. Dari pengujian ini berat jenis bulknya ialah sebesar 2,21 gram, berat jenis SSD ialah sebesar 2,26 gram, berat jenis semu 2,32 gram, penyerapan 2,22%.
b. Pemeriksaan Kadar Lumpur
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kandungan lumpur dalam kerikil yang digunakan, kandungan lumpur yang terdapat pada kerikil sungai batang lubuh sebesar 0,6% , sedangkan kadar lumpur maksimum kerikil ialah sebesar 1%, maka kerikil sungai batang lubuh dapat digunakan sebagai bahan susunan beton. Untuk kerikil dengan kandungan lumpur lebih dari 1% maka sebelum digunakan hendaknya dicuci terlebih dahulu.



c. Pemeriksaan berat satuan volume kerikil
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui berat agregat tiap satuan volume. Dalam pemeriksaan ini berat satuan volume kerikilnya ialah sebesar 12,75 gram
d. Gradasi kerikil
Pemeriksaan gradasi kerikil bertujuan untuk mengetahui modulus halus butir (MHB) kerikil, MHB kerikil sungai batang lubuh didapat seperti yang tercantum dalam table dibawah ini
Tabel 4.2. Hitungan modulus halus butir (MHB) kerikil sungai batang lubuh
No Berat tertahan Berat Berat Komulatif Komulatif Batas Lolos
Ayakan (gr) Rata-rata Tertahan (%) Tertahan Lolos (%) Butir Maks 20 mm
(mm) I II III (%) Bawah Atas
20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 95 100
10 2674.50 3057.70 4574.20 3435.47 63.05 63.05 36.95 25 55
4.8 2103.40 1597.30 2340.40 2013.70 36.95 100.00 0.00 1 10
2.4 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 0.00 0 0
1.2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 0.00 0 0
0.6 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 0.00 0 0
0.3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 0.00 0 0
0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 0.00 0 0
Pan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 0.00 0 0
Jlh 4777.90 4655.00 6914.60 5449.17 100.00 763,05
Sumber : (Uji Laboratorium Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian, 2011)
Syarat MHB kerikil : 5 sampai 8,. Hasil dari pengujian 7,6305



Pada umunya MHB kerikil antara 5 dan 8. pada kenyataannya MHB kerikil sungai batang lubuh 76 tidak kecil dari 5 dan tidak besar dari 8 jadi tidak perlu tambahan semen nya.
4. Agregat halus (pasir) sungai batang lubuh sosial
Dari penilitian dilaboratorium diperoleh hasil seperti yang tercantum dalam table dibawah ini :
Tabel 4.3 . Hasil pengujian agregat kasar sungai Batang Lubuh
Pengujian Hasil Standard yang ditentukan
1.Berat jenis agregat
Halus Meliputi :
• Berat jenis bulk
• Berat jenis SSD
2.Kandungan lumpur
pada pasir


2,29 gram

4,1 gram

4, 04%

2,5 gram/m³ - 2,7 gram/m³
-

<5%

Sumber : (Uji Laboratorium Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian, 2011)
a. Pengujian berat jenis agregat halus
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan berat jenis Bulk, berat jenis kering muka (SSD), dan kandungan lumpur. Dari pengujian ini berat jenis bulknya ialah sebesar 2,29 gram, berat jenis SSD ialah sebesar 4,1 gram, kandungan lumpurnya 4,04 gram.
b. Pemeriksaan Kadar Lumpur
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kandungan lumpur dalam pasir yang digunakan, kandungan lumpur yang terdapat pada pasir sungai batang lubuh sebesar 4, 04%.


c. Gradasi pasir
Pemeriksaan gradasi pasir bertujuan untuk mengetahui modulus halus butir (MHB) pasir, MHB pasir sungai batang lubuh didapat seperti yang tercantum dalam table dibawah ini :
No Berat tertahan Berat Berat Komulatif Komulatif Batas Zona 2
Ayakan (gr) Rata-rata Tertahan (%) Tertahan Lolos (%) BWH ATS
(mm) I II III (%)

10 0.4 0.3 0.5 0.40 0.02 0.02 99.98 100 100
4.8 151 149.4 154.2 151.53 6.06 6.08 93.92 90 100
2.4 257.5 257.2 256.9 257.20 10.29 16.37 83.63 75 100
1.2 597.9 599.5 598.4 598.60 23.94 40.31 59.69 55 90
0.6 625.6 622.6 623.5 623.90 24.96 65.27 34.73 35 59
0.3 867.6 871 866.5 868.37 34.73 100.00 0.00 8 30
0.15 0 0 0 0.00 0.00 100.00 0.00 0 10
Pan 0 0 0 0.00 0.00 100.00 0.00 0 0
Jlh 2500.00 428,03
Tabel.4.4 Pengujian Gradasi Halus Pasir
Sumber : (Uji Laboratorium Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian , 2011)
MHB Pasir syarat : 1.25 sampai 3.8 didapat 4,2803
Pada umumnya MHB pasir antara 1,25 sampai 3,8 sedangkan kenyataannya MHB pasir sungai batang lubuh melebihi 3,8 maka memerlukan pasta semen yang lebih besar.




5. Bahan Campuran Abu Sekam Padi
Dari penilitian dilaboratorium diperoleh hasil seperti yang tercantum dalam table
dibawah ini
Tabel 4.5 . Hasil pengujian bahan campuran abu sekam padi
Standard yang ditentukan Hasil
1.Berat jenis agregat
Halus Meliputi :
• Berat jenis bulk
• Berat jenis SSD
• Berat jenis semu
• Penyerapan

1,03 gram
1,10 gram
1,10 gram
0,06 gram
Sumber : (Uji Laboratorium Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian, 2011)
6. Persentase Berat Campuran
MHB campuran yang ditentukan berkisar antara 5,0 dan 6,5 . jadi MHB campurannya yang diinginkan sebesar 6,5. Maka dapat dihitung :













Tabel.4.6. Persentase Campuran
No Persen Komultaif Lolos
Ayakan Kurva Pasir Kerikil Campuran Camp PSR : KRKL
(mm) I II III IV PSR Sosisal BTG LBH Pasir (50) Kerikil (60) PSR : KRL
20 100 100 100 100 100.00 100.00 45.00 55.00 100.00
10 45 55 65 75 100.00 36.95 45.00 20.32 65.32
4.8 30 35 42 48 93.51 0.00 42.08 0.00 42.08
2.4 23 28 35 42 85.48 0.00 38.47 0.00 38.47
1.2 16 21 28 34 71.15 0.00 32.02 0.00 32.02
0.6 9 14 21 27 42.30 0.00 19.04 0.00 19.04
0.3 2 3 5 12 12.17 0.00 5.48 0.00 5.48
0.15 0 0 0 2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pan 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Jlh 504,61 136.95
1.Untuk persentase berat pasir sungai batang lubuh (sosial) terhadap berat kerikil
W = x 100 ℅
= x 100 ℅
= 47,826 ℅
= 47,8 % : 100 % atau 1 : 1,478
Jadi berat pasir batang lubuh (sosial) terhadap kerikil sebesar 47,8% atau dapat dikatakan perbandingan berat pasir dan kerikil sebesar 487,8% : 100% atau berat pasir 40% dan berat kerikil 60%
Keterangan :
W = persentase berat pasir terhadap berat kerikil
K = modulus halus butir kerikil
P = modulus halus butir pasir
C = modulus halus butir campuran
4.2. Perencanaan Adukan Beton
Bahan susunan beton yang dipakai meliputi agregat halus berupa pasir sungai batang lubuh (sosial), dan agregat kasar berupa kerikil sungai batang lubuh, semen tipe I dengan merek semen padang, bahan campuran berupah abu sekam padi yang di ambil dari kilang penggilingan padi desa sungai sitolang, air yang digunakan air laboratorium teknik sipil universitas pasir pengaraian.
Rancangan adukan didahului dengan pemeriksaan bahan susun beton dan mencari nila perbandingan berat antara pasir dan kerikil, modulus halus butir campurannya berkisar antara 5,0 sampai 6,5 dalam Tugas Akhir ini diambil modulus campurannya 6,5. Maka didapat perbandingan pasir dan kerikil sungai batang lubuh sebesar 40% pasir dan 60% kerikil. Perencanaan adukan beton dihitung dengan cara laboratorium yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut
Persyaratan yang telah ditentukan :
1. f’cr = f’c + m = 20 + 10 = 30 Mpa
2. Berat Semen 325 kg/m³
3. Faktor Air Semen 0,5
4. Berat beton normal di ambil 2300 Kg/m³
5. Berat beton campuran (ringan) diambil 1800 Kg/m³
Kebutuhan air :
1. Faktor air semen x berat semen
0,5 x 325 = 162,5
a) Penentuan campuran
Wcampuran = Wbeton – Wair – Wsemen
= 2300 – 162,5 – 325
= 1812,5 Kg


b) Penentuan berat pasir
Wpasir = P/(P+K)x W.campuran
= 0,40/(0,40=0,60) X 1812,5 Kg
= 725 Kg
c) Penentuan berat kerikil
Wkerikil = K / (P + K) x Wcampuran
= 0,60 / ( 0,40 + 0,60 ) x 1812,5 Kg
= 1087,5 Kg
Perbandingan kebuthan pasir, kerikil, air dan semen untuk 1m³ adalah
- Pasir = 725 Kg
- Kerikil = 1087,5 Kg
- Air = 162,5 Kg
- Semen = 325 Kg
Analisa kebutuhan pasir, kerikil, semen dan air untuk 1 kubus beton adalah : 0,15 x 0,15 x 0,15 = 0,003375 m³, untukpelaksanaan nya proporsional volumenya di tambah 20 % = 0,003375 + ( 0,003375 x 0,2 ) = 0,003375 + 0,000675 = 0,004425 m³, maka volumenya ialah sebesar 0,004425 m³.
2. Kebutuhan untuk 2 kubus beton normal yang menggunakan agregat kasar
sungai batang lubuh dan agregat halus sungai batang lubuh (sosial) adalah :
Pasir = 0,004425 x 725 x 2
= 6,416 Kg
Kerikil = 0,004425 x 1087,5 x 2
= 9,624 Kg
Air = 0,004425 x 162,5 x 2
= 1,438 Liter
Semen = 0,004425 x 325 x 2
= 2,876 Kg
2 Kebutuhan untuk 2 kubus beton campuran abu sekam padi sebanyak 10% diambil dari berat agregat kasar kerikil menggunakan agregat kasar sungai batang lubuh dan agregat halus sungai batang lubuh (sosial) adalah :
Pasir = 0,004425 x 725 x 2
= 6,416 Kg
Kerikil = 0,004425 x 1087,5 x 2
= 9,624 Kg
Air = 0,004425 x 162,5 x 2
= 1,438 Liter
Semen = 0,004425 x 325 x 2
= 2,876 Kg
Abu = 9,624 kg x 10%
= 0,962 Kg
3 Kebutuhan untuk 2 kubus beton campuran abu sekam padi sebanyak 12% diambil dari berat agregat kasar kerikil menggunakan agregat kasar sungai batang lubuh dan agregat halus sungai batang lubuh (sosial) adalah :
Pasir = 0,004425 x 725 x 2
= 6,416 Kg
Kerikil = 0,004425 x 1087,5 x 2
= 9,624 Kg
Air = 0,004425 x 162,5 x 2
= 1,438 Liter
Semen = 0,004425 x 325 x 2
= 2,876 Kg
Abu = 9,624 kg x 12 %
= 1,154 Kg

4.3. Hasil Pengujian Slump
Secara umum dapat dikatakan bahwa semangkin banyak jumlah fiber yang dicampurkan dalam adukan beton, maka nilai workability akan semangkin menurun. Selain itu nilai workability juga akan menurun karena terjadinya balling effect, yaitu pengumpulan abu sekam padi pada proses pengadukan.
Tabel 4.7 Penurunan Nilai Slump
Benda Uji Penurunan Slump
Beton Normal
Beton Campuran Abu Sekam Padi 10%
Beton Campuran Abu Sekam Padi 12% 0,4 cm
0,6 cm
0,8 cm

4.4. Hasil Pengujian Benda Uji Beton
Dari pengujian benda uji beton diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Sampel beton normal menggunakan agregat sungai kasar sungai batang
lubuh dan agregat halus sungai batang lubuh (sosial).

Tabel 4.8 . Pengujian benda uji beton normal
Benda Uji Diameter alas lingkaran benda uji (cm) Berat diudara (gram) Berat didalam air (gram) Berat Maksimum (KN)
1 15 8000 4453.5 785.5
2 15 8000 4443.9 800.5
Rata – rata 793









Grafik .4.1.Grafik kuat tekan beton normal menggunakan pasir sungai batang lubuh (sosial) dan Kerikil sungai batang lubuh.


Benda uji I Benda uji II
P = 785,5 P = 800,5
A = πr x d A = ¼ x π x d
= ¼ x 3,14 x 0,152 = ¼ x 3,14 x 0,152
= 0,0177 m² = 0,0177 m²

Rumus : f’c = Rumus : f’c =
Maka : Maka :
f’c = 785,5 f’c = 800,5
0,0177 0,0177
= 44378,53 KN/m2 = 45225,98 KN/m2
= 44,37 MPa = 45 ,22 MPa

Kuat tekan beton benda uji I adalah sebesar 44,37 MPa dan kuat tekan beton benda uji II adalah sebesar 45,22 MPa Sedangkan rata-rata antara kuat tekan benda uji I dan II adalah 44,80 MPa

2. Sampel beton menggunakan campuran abu sekam padi sebanyak 10% diambil dari berat kerikil.
Tabel 4.9.Pengujian benda uji beton campuran abu sekam padi 10%
Benda Uji Diameter alas lingkaran benda uji ( cm ) Berat diudara (gram) Berat didalam air (gram) Berat Maksimum (KN)
1 15 7250 3692.2 820
2 15 7350 3756.3 850.2
Rata – rata 835.1

Grafik.4.2. Grafik kuat tekan beton menggunakan campuran abu sekam padi sebanyak 10% diambil dari berat kerikil.

Kuat tekan beton dengan campuran abu sekam padi sebanyak 10% dari berat kerikil adalah :
Kuat tekan benda uji campuran abu sekam padi sebanyak 10% adalah :
Benda uji I Benda Uji II
P = 820,0 P = 850,2
A = ¼ x π x d2 A = ¼ x π x d2

= ¼ x 3,14 x 0,152 = ¼ x 3,14 x 0,152
= 0,0177 m² = 0,0177 m²
Rumus : f’c = Rumus : f’c =
Maka : Maka :
f’c = 820,0 f’c = 850,2
0,0177 0,0177
= 46327,68 KN/m2 = 48033,89 KN/m2
= 46,33 MPa = 48,03 MPa
Kuat tekan beton benda uji I adalah sebesar 46,33 MPa dan kuat tekan beton benda uji II adalah sebesar 48,03 MPa Sedangkan rata-rata antara kuat tekan benda uji I dan II adalah 47,18 MPa.
2. Sampel beton menggunakan campuran abu sekam padi sebanyak 12% diambil dari berat kerikil.
Tabel 5.0 Pengujian benda uji beton campuran abu sekam padi sebanyak 12%
Benda Uji Diameter alas lingkaran benda uji (cm) Berat diudara (gram) Berat didalam air (gram) Berat Maksimum (KN)
1 15 6850 3427,7 660,2
2 15 6950 3526,4 630,5
Rata – rata 645,25








Grafik.4.3. Grafik kuat tekan beton menggunakan campuran abu sekam padi sebanyak 12% diambil dari berat kerikil.

Kuat tekan beton dengan campuran abu sekam padi sebanyak 12% dari berat kerikil adalah :
Benda uji I Benda Uji II
P = 660,2 P = 630,5
A = ¼ x π x d2 A = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 0,152 = ¼ x 3,14 x 0,152
= 0,0177 m² = 0,0177 m²
Rumus : f’c = Rumus : f’c =
Maka : Maka :
f’c = 660,2 f’c = 630,5
0,0177 0,0177
= 37299,43 KN/m2 = 35621,46 KN/m2
= 37,30 MPa = 35,62 MPa
Kuat tekan beton benda uji I adalah sebesar 37,30 MPa dan kuat tekan beton benda uji II adalah sebesar 35,62 MPa Sedangkan rata-rata antara kuat tekan benda uji I dan II adalah 36,46 MPa
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan :
1.Dengan penambahan bahan campuran beton abu sekam padi yang di ambil sebesar 10% dan 12% dari berat kerikil, faktor air semen 0,5 dan berat semen 325 kg/m³ diperoleh nilai slump nya 0,6 cm dan 0,8 cm,
2.Dengan penambahan bahan campuran beton abu sekam padi yang di ambil sebesar 10% dan 12% dari berat kerikil, faktor air semen 0,5 dan berat semen 325 kg/m³ diperoleh nilai slump nya 0,6 cm dan 0,8 cm, diperoleh hasil kuat tekan beton rata-ratanya sebesar untuk 10 % adalah 47,18 MPa dan untuk 12% adalah 36,46 MPa.
3. Beton normal nilai rata-rata kuat tekan betonnya adalah sebesar 44,80 MPa
Beton campuran abu sekam padi sebanyak 10% nilai rata-rata kuat tekan betonnya 47,18 MPa,dan beton campuran abu sekam padi sebanyak 12% nilai rata-rata kuat tekan betonnya 36,46 MPa.
4. Penambahan abu sekam padi sebanyak 10% akan meningkat kuat tekannya terhadap beton normal, dan penambahan abu sekam padi sebanyak 12% nilai kuat tekannya akan menurun terhadap penambahan abu sekam padi sebanyak 10%.
4.2 Saran
Setelah melakukan penelitian tentang penambahan abu sekam padi pada campuran beton, maka perlu diperhatikan saran – sran sebagai berikut :
1. Metode pengerjaan beton terutama dalam penambahan abu sekam padi dalam adukan harus diperhatikan dengan baik. Yaitu penuangan dengan cara perlahan-lahan, sehingga penyebaran abu sekam padi lebih merata.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk memperbaiki adanya penurunan workability misalnya penggunaan bahan tambah berupah abu sekam padi yang bersifat menaikan workability.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih akurat pengaruh penambahan abu sekam padi dengan jumlah sample yang lebih besar misalnya 15% , 20% , 25% dan seterusnya.





















DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, Sri. 2001. Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap Mutu Beton. Tugas Akhir Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.
Tjokrodimulyo, K, 1996, Teknologi Beton, Nafigiri, Yogyakarta.
Kardiyono, L, J, & Brook, K.M, 1991 Bahan Dan Praktek Beton, Terjemahan Oleh Stephanus Hindarko, Erlangga , Jakarta.
Van Vlack, H Lawrence , 1989, Ilmu dan Teknologi Bahan, Edisi Kelima, Terjemahan Oleh Sriati Djaprie, Penerbit Erlangga , Jakarta.
S.Timoshenko, 1999, Dasar – Dasar Perhitungan Kekuatan Bahan, Terjemahan oleh Gulo D.H, Penerbit Restu Agung, Jakarta
Pratikum Teknologi Bahan Beton, 2010 , Konstruksi Sipil
Ghambir,M.L., 1986, Concrete Technology
http:// www. Google.com